Untitled

Hai kawan, kau masih saja suka melamun sendirian?
"Ah tidak ngin, hanya sedikit kepikiran"
Katamu, dua tiga hari kedepan kau akan baik baik saja, dan sekarang sudah seminggu tapi kau masih saja bersedih.
"Sepertinya, aku butuh sedikit lebih banyak waktu ngin"
Ah sekarang kau mengertikan ? Hati itu begitu lemah. Luka yang kau derita tak seberapa, tapi tetap saja sakitnya luar biasa. dibandingkan luka orang orang yang kau sebut alay sebelumnya, yang hanya karna perempuan, berhari hari mulut tak dikasih asupan. Lukamu tak ada apa apanya.
"Ah kau datang hanya untuk menceramahiku saja ngin?"
Tidak, tidak. Hanya tak tahan melihatmu bersedih seperti ini. Kenapa tak kau manfaatkan momen sepeti ini untuk berkarya seperti biasanya? Katamu "perasaan suka, duka, maupun lara, adalah samudra inspirasi untuk berpuisi". 
"Rasanya, aku ingin berhenti menulis saja ngin"
Ah kenapa? Jangan bilang karena......
"Bukan ngin, bukan karena masalah ini, lagian apa hubunganya masalah ini dengan kegiatan tulis menulisku?"
Lalu? 
"Yah kau tahu sendiri lah ngin, aku hanya suka menulis, tak pandai."
Kalau suka kenapa berhenti? Aku suka kok puisimu, cerpenmu, artikelmu, dan semua tulisanmu. Tak masalah kau pandai atau tidak dalam menulis, tak masalah hasil tulisanmu jelek atau bagus.
kalau kau menyukainya, kenapa berhenti? "Do what you love, and do it often" begitu katamu kan?
"Itu dia masalahnya ngin, sepertinya aku tak benar benar suka menulis. Hanya saja sebagai seorang penikmat karya tulis, terkadang ingin punya karya sendiri."
Lalu? Bukankah kau sudah punya banyak karya?
"Ahh tulisan seperti itu kau sebut karya ngin, bagiku itu hanyalah coretan gak jelas belaka,
Ayolah kawan, jangan merendah seperti itu. Kita tak bisa menilai karya kita sendiri. Biarkan orang lain yang menilai. Selama ini kau hanya menikmatinya sendiri bukan?
"Tak hanya itu, rasanya semua tulisanku klise ngin. kau tahu kan, klise dalam tulisan itu dianggap ketidakbecusan dalam  berkarya?" Sepertinya aku memang tak punya bakat dalam tulis menulis."
Lalu, kau menyerah begitu saja? Bakat itu memang penting, but it's not everything.
"Ahh sudahlah ngin, kalaupun nanti ingin nulis, tinggal nulis lagi kok. It's a simple thing"


0 komentar: